Saturday, October 19, 2013

SEJARAH IKAN CUPANG Bagian 2: Si Petarung yang Berevolusi

Hai sobat blogger! Masih inget kan postingan admin tentang sejarah ikan cupang kemarin? Nah, pada postingan kali ini, admin akan membahas evolusi dari ikan cupang. Mulai dari asal ikan cupang yang bentuknya biasa aja dan berwarna gelap, hingga menjadi ikan dengan sirip yang menawan dan berwarna-warni. Yuk kita simak bareng-bareng.

 

Sekitar tahun 1840-an, Raja Siam menyumbangkan beberapa koleksi ikan cupang kepada koleganya, yang kemudian berpindah tangan kepada seorang ilmuwan ahli genetika yang bernama Dr. Theodor Cantor. Sembilan tahun kemudian, Cantor menerbitka sebuah artikel tentang ikan petarung ini yang kemudian diberi nama Macropodus pugnax. Namun demikian, pada tahun 1909 nama Macropodus pugnax terpaksa dirubah atas saran dari Tate Regan. Regan menjelaskan bahwa sudah ada spesies di alam yang memiliki nama tersebut. Akhirnya nama latin ikan petarung tersebut diganti menjadi Betta splendens dan digunakan hingga saat ini. Wah... Ternyata si cupang ini pernah ganti nama ya sobat blogger! Hehehe...

Sobat blogger, sekitar tahun 1960-an, peternak asal India telah berhasil mendapatkan makan cupang yang memiliki dua helai sirip ekor yang disebut double tail. Lama-kelamaan hobi memeihara ikan hias mulai melanda Eropa dan Amerika. Hal ini ditanggapi oleh masyarakat Asia dengan melakukan persilangan cupang bersirip panjang secara besar-besaran. Pada tahun 1960 pula, peternak asal Amerika yang bernama Warren Young, berhasil menyilangkan cupang dengan sirip yang sangat panjang dan dinamainya dengan “cupang Libby” dan kemudian berkembang menjadi jenis veil tail.

Cupang double tail:

Cupang veil tail:


Selain di India dan Amerika, ternyata peternak asal Jerman juga berhasil menemukan ikan cupang dengan bentuk unik, sobat blogger. Peternak asal Jerman yaitu Dr. Eduard Schmidt-Focke berhasil menyilangkan cupang jenis deltatail yang pertama yang memiliki ekor berbentuk segitiga yang simetris. Kemudian pada tahun 1967 didirikan IBC (International Betta Congres) yang bertujuan untuk menyilangkan cupang yang mempunyai sirip yang lebar dan simetris agar memiliki kemampuan berenang yang lebih baik.

Balik lagi ke Amerika, pada tahun 1980 peternak asal Amerika yaitu Peter Göettner dan Paris Jones, berhasil mengembangkan jenis superdelta dengan sirip yang sangat besar. Tahun 1987 peternak asal Perancis yaitu Guy Delaval berhasil memperoleh ikan dengan sirip yang bersudut 180 derajat. Namun, Rajiv Massilamoni menyangsikan hal tersebut dan menganggapnya tidak mungkin bisa terjadi karena biasanya cupang dengan ekor delta atau superdelta yang asimetris hanya mempunyai sudut 160 derajat.

Cupang delta tail:

Akhirnya, sekitar tahun 1991, Jeff Wilson, Laurent Chenot, dan Rajiv Massilamoni menemukan ikan yang cupang yang benar-benar memiliki sirip 180 derajat yang kemudian dinamakan “halfmoon”. Oh iya, sobat blogger, ternyata peternak dari negeri kita sendiri juga berhasil menemukan cupang dengan ekor yang unik lho! Peternak asal Indonesia yaitu Ahmad Yusuf menemukan sirip yang berjenis serit (crowntail) yang mempunyai ciri khas tulang siripnya tumbuh melampaui sirip. Penampilan sirip ikan ini seperti sisir sehingga ikan ini juga disebut jenis combtail. Penelitian mengenai sirip dan ekor cupang masih terus dilakukan hingga saat ini agar tercipta bentuk sirip dan ekor yang semakin baik, baik dari segi keindahan maupun fungsinya.

Cupang halfmoon:

Cupang crowntail:

Wah! Ternyata ikan cupang ini berevolusi di berbagai negara ya, sobat blogers! Berkat peneliti dan peternak di seluruh dunia, akhirnya ditemukan berbagai macam variasi bentuk sirip dan warna dari ikan cupang ini. Kini, ikan cupang tidak hanya dijadikan hewan aduan, tetapi juga banyak yang menikmatinya dari segi keindahan bentuk dan warna siripnya (IYP).

Sumber:


0 komentar: