Burung dari keluarga jalak-jalakan banyak disukai, karena pintar dan cepat sekali dalam meniru suara burung lain. Bukan hanya itu, beberapa spesies burung jalak juga memiliki kemampuan meniru suara manusia seperti jalak nias (Acridotheres tristis). Meski memiliki keterbatasan, terutama dibandingkan dengan burung beo, jalak nias yang rutin dilatih bisa juga fasih dan jelas dalam menirukan kalimat-kalimat pendek yang biasa diucapkan manusia.
—
Melatih burung jalak agar memiliki kemampuan bicara memang akan lebih mudah dan efektif jika dilakukan sejak masih anakan atau trotolan. Bagaimana kalau latihan dimulai ketika burung sudah memasuki remaja? Peluang keberhasilan masih ada, tetapi latihan harus benar-benar rutin. Tetapi pada jalak nias dewasa, upaya pelatihan sangat sulit, apalagi burung dalam kondisi belum jinak.
Beberapa waktu lalu, Om Kicau pernah mengulas mengenai cara melatih bicara pada burung beo. Silakan buka panduannya di sini sebagai pembanding untuk melatih bicara jalak nias.
Secara prinsip, tahap demi tahap yang dilakukan saat melatih beo bicara tersebut dapat juga diterapkan pada jalak nias (juga jalak kerbau dan jalak suren). Hanya saja, untuk melatih jalak nias dan kerabatnya, sebaiknya menggunakan kata singkat atau kalimat pendek.
Dibandingkan jalak suren dan jalak kerbau, jalak nias justru lebih mudah dilatih sehingga mampu meniru suara manusia secara fasih. Di sejumlah negara, baik di Eropa, Asia, maupun Australia, banyak penggemar jalak nias yang berhasil melatih burung ini bicara dan menjadi salah satu burung popular.
Sebelum melatih bicara jalak nias, ada baiknya Anda terlebih dulu mengetahui karakter dasar, perilaku, atau kebiasan burung tersebut. Referensi mengenai hal ini juga pernah ditulis Om Kicau (silakan cek di sini). Kalau sudah mengetahui karakter burung, kita bisa mengikuti kemauan mereka, dan mendalami sifat-sifatnya, agar pelatihan lebih mudah dilakukan.
Mitos tentang melatih bicara burung jalak
Selama ini beredar sejumlah mitos mengenai hal-hal yang terkait dengan melatih bicara burung jalak. Bahkan di negara lain pun dijumpai hal serupa, meski dalam versi berbeda. Om Kicau menyebutnya mitos, karena tak ada dasar ilmiahnya, tetapi menjadi sebuah kebiasaan yang dipercayai. Silakan disikapi sendiri, dan Om Kicau tak hendak memberikan penilaian mengenai mitos tersebut.
Di beberapa negara, misalnya, ada keyakinan burung jalak yang akan dilatih bicara harus diolesi dulu dengan cabai. Bagian mana yang diolesi? Lidah ! Menurut mereka, ini merupakan syarat awal agar nantinya burung jalak cepat bicara usai menjalani pelatihan.
Meski cukup menggelikan, karena lidah burung berbeda dari lidah manusia yang bisa merasakan pahit, asam, panas, dan pedas. Bahkan, beberapa burung jenis burung paruh bengkok pun menyukai cabai-cabaian.
Di Indonesia, kita pun pernah mendengar mitos bahwa melatih bicara burung beo maupun jalak harus diawali dengan memotong ujung lidah burung tersebut. Tentu Anda tidak ingin melakukan hal tersebut bukan? Sebab kalau sampai salah potong sedikit saja, bisa membuat burung mengalami pendarahan cukup hebat.
Meski yang dipotong adalah bagian ujung lidah, yang berarti percabangan lidah yang merupakan tulang rawan, sebaiknya abaikan saja mitos tersebut. Sebab tindakan tersebut tidak memberikan pengaruh apapun terhadap kepintaran burung dalam berbicara.
Mitos lain yang tidak masuk akal adalah menggosok lidah burung dengan cincin emas, apalagi kalau dilakukan pada malam Jumat (mari kita geleng-geleng kepala bareng, he.. he…).
Sebenarnya masih banyakmitos seputar pelatihan bicara pada burung jalak. Tetapi tidak perlu diperpanjang lagi. Uraian ini sekadar menjelaskan fakta pada masa lalu, dan sebagian masih lestari hingga kini, namun tidak ada dasar ilmiahnya, sehingga sebaiknya diabaikan saja.
Melatih bicara burung jalak nias
Seperti dijelaskan sebelumnya, jalak nias terkenal karena kepintaran dan kemampuannya dalam meniru suara manusia. Kemampuan ini melebihi keluarga jalak-jalakan lainnya, seperti jalak kerbau dan jalak suren.
Untuk memperoleh keberhasilan yang lebih tinggi, disarankan melatihnya sejak burung masih anakan atau trotolan, atau burung yang sudah jinak.
Sebagaimana burung beo, jalak nias betina maupun jantan juga memiliki kemampuan bicara yang baik dan fasih.
Melatih jalak nias bicara memerlukan waktu tersendiri, sebagaimana kita memaster burung kicauan dengan suara burung lain, baik melalui audio mp3 maupun menempelkannya dengan burung master. Tetap diperlukan kesabaran, konsistensi (rutin), dan fokus agar bisa mencapai keberhasilan seperti yang diharapkan.
Sebelum melatih, Anda perlu membuat daftar kalimat atau kata yang akan diajarkan kepada jalak nias, serta jadwal pelatihannya. Misalnya ucapan “selamat pagi” bisa dilatih pada burung di pagi hari dengan durasi 5 – 10 menit sekali, selama satu jam.
Secara umum, burung bisa menjalani pelatihan selama 3 – 5 jam sehari, dibagi menjadi beberapa termin: pagi, siang, sore, dan malam hari. Anda bisa membuat jadwal latihan sesuai dengan ketersediaan waktu senggang.
Jika kesulitan atau terlalu sibuk, Anda bisa saja merekam suara Anda yang mengucapkan kalimat-kalimat pendek, lalu memutarkannya di hadapan jalak nias dengan suara jelas. Toh sekarang kita bisa dengan mudah merekam suara melalui handphone atau smartphone.
Cara lain yang digunakan adalah mengajari burung bicara di luar sangkar. Cara ini cukup efektif, terlebih jika burung sudah jinak total karena dirawat sejak anakan. Misalnya dengan meletakkan burung di atas tangan kita, lalu mengajaknya berbicara.
Pada beberapa kasus, hal ini cukup efektif. Sebab burung biasanya langsung akan mengikuti ucapan yang kita berikan. Metode ini juga bisa membangun hubungan batin antara pemilik / perawat dan burung, daripada jika burung hanya dilatih di dalam sangkar. Pastikan burung sudah dalam keadaan jinak total, sehingga tak mudah kabur saat dikeluarkan dari sangkarnya.
Metode berlatih sambil bermain juga bisa diterapkan pada jalak nias. Misalnya metode “hide and speak” atau menunjukkan pakan kesukaan burung, lalu menyembunyikannya sambil mengucapkan kata-kata. Hal ini bisa melatih konsentrasi burung agar mau mengikuti ucapan yang kita berikan.
Jika burung mau mengikuti ucapan tersebut, pakan langsung diberikan sebagai hadiah. Jika Anda mengamati cara kerja pawang, seperti lumba-lumba, anjing laut, dan sebagainya, maka hewan yang dilatih pasti mendapat hadiah berupa pakan kesukaannya setiap kali berhasil melakukan satu tahapan latihan. Nah, begitu pula yang bisa kita lakukan pada jalak nias.
Pelatihan ini memang memerlukan kesabaran dan waktu tersendiri. Tetapi hasil positifnya adalah jalak nias lebih mudah diajari mengenali nama-nama benda, nama makanan, dan beberapa trik tertentu.
Anda juga bisa memanfaatkan burung beo yang sudah pandai bicara sebagai masteran bagi jalak nias trotolan / anakan maupun burung muda. Gantangkan sangkar jalak nias di dekat burung beo. Kalau menggantangnya terlalu dekat, Anda bisa memberikan kerodong pada sangkar jalak nias. Yang penting, kedua burung jangan sampai saling melihat, karena akan menggagalkan pemasteran jalak nias.
sumber : http://omkicau.com/
0 komentar:
Post a Comment