Saya sering mendapat pertanyaan dari banyak member, “ Pak Arief, sudah 3 bulan ini saya mulai operasionalkan gedung walet dengan memakai suara Green Wave 01. Selama itu pula banyak walet yang datang, tapi hanya masuk-keluar, masuk-keluar di rumah monyet saja. Walet hanya muter-muter saja di dalam rumah monyet, tak mau turun…ke lantai bawahnya. Saya lihat dari camera CCTV, walet yang masuk-keluar sebenarnya banyak sekali, sangat menggembirakan, tapi yang turun ke lantai bawah tidak lebih dari 5 ekor walet saja. Apanya yang salah? Pertanyaan yang lain, “ Pak Arief, sudah 9 bulan ini populasi walet saya stagnan, tidak berkembang, hanya (sekitar) 6 sarang. Bangunan saya 4 lantai, ukuran 10 m X 16 m, dengan bagian atas ada kotak sabun seluas 6 m X 8 m. Bagaimana agar populasi walet saya meningkat? Tanya Yuli, di Teluk Batang-Kalimantan Barat Yang lebih parah lagi, dialami member saya di Jl. Nanas Dumai-Riau. Gedungnya kosong hampir 4 tahun. Sumber errornya ternyata di rumah monyet. Seperti sudah saya jelaskan pada artikel sebelumnya, bahwa sebaiknya untuk membangun gedung walet tak perlu pakai rumah monyet. Yang dimaksud rumah monyet ini yaitu bangunan kotak di atas gedung walet. Sebagian orang menyebut, kotak sabun, bok, atau menara. Tujuan membangun rumah monyet, antara lain agar bisa menekan faktor cahaya yang masuk ke dalam ruang nesting room. Atau agar lebih tinggi dari pada gedung walet pesaing di sebelahnya. Sampai sekarang masih banyak yang bertanya ke saya “ Pak Arief lebih bagus mana bangunan gedung walet yang pakai rumah monyet dengan yang tak pakai?” Saya jawab silahkan pakai rumah monyet jika terpaksa. Ada beberapa hal yang bisa saya sampaikan dalam artikel ini. yaitu manfaat pakai rumah monyet, antara lain : Posisi gedung walet jadi lebih tinggi dari gedung tetangga. Ini sangat menguntungkan karena walet akan lebih mudah menghampiri gedung yang lebih tinggi. Dengan kata lain, karena posisi lebih tinggi, akan memberi nilai plus dalam memanggil walet. Ini karena koloni walet lebih mudah untuk “melihat” lubang masuk. Juga, koloni walet yang berkeliling di sekitar rumah monyet, akan menjadi daya tarik sendiri bagi koloni walet lainnya yang ada di kejauhan untuk ikut datang bergabung. Area yang cukup luas di sekitar rumah monyet, memberi kesempatan yang leluasa bagi koloni walet untuk berputar-putar dimana hal ini menjadi daya tarik bagi walet lain untuk ikut datang ke gedung ini. Selain itu, dengan rumah monyet juga bisa menekan cahaya yang masuk gedung, apalagi jika bangunan tersebut hanya 2 lantai. Namun ada beberapa catatan problem rumah monyet, antara lain Dengan adanya rumah monyet, maka walet hanya ada 1 pilihan saat masuk ke dalam gedung. Untuk menuju nesting room walet harus menukik. Bagi burung muda ini tentu sangat menyulitkan. Walet muda umumnya belum mahir untuk terbang menukik. Burung walet yang terpanggil masuk gedung, untuk bisa masuk ke nesting room, tidak ada pilihan lain, selain harus turun. Padahal, sebenarnya, naluri walet yang masuk ke gedung akan cenderung terbang ke atas. Jika dengan rumah monyet, maka sepertinya itu memaksa walet untuk menanggalkan nalurinya terbang ke atas, dan berbalik harus terbang ke bawah. Ini bagi walet tentu tidak mudah. Walet perlu waktu untuk belajar. Maka yang kita lihat, walet menghabiskan waktunya dengan hanya berputar-putar saja di langit-langit rumah monyet, tak mau turun. Bandingkan dengan jika gedung walet tanpa rumah monyet. Desain tanpa rumah monyet tentu memberi kemudahan bagi walet untuk memilih. Bagi walet muda, mau terbang lurus ke depan, atau belok ke samping sudah langsung masuk ke nesting room. Walet juga bisa langsung menempel di twiter inap lalu segera “duduk” di sarang imitasi. Sementara, bagi walet yang sudah bisa menukik, juga silahkan menjangkau ruangan yang lebih gelap di lantai bawah. Dengan memberi 2 alternatif ini, fase adaptasi walet pada gedung baru akan lebih mudah. Kasus yang sering membikin pusing peternak walet, yaitu melihat walet hanya berputar-putar di dalam rumah monyet di sebabkan antara lain : a. Di rumah monyet di pasang twiter Tidak sedikit yang menganggap semakin banyak twiter semakin akan efektif memanggil walet masuk gedung, termasuk di rumah monyet-pun dipasang 2 sampai 6 twiter. Padahal sebenarnya, di rumah monyet selain tak perlu dipasang papan sirip juga jangan dipasang twiter. Ini akan membuat walet menempel di twiter rumah monyet, tak mau turun ke bawah. Ini seperti dilakukan member saya di Airmadidi, Minahasa utara–Manado. Tujuannya agar walet banyak masuk, tapi akibatnya walet banyak menempel di papan sirip rumah monyet. b. Twiter di void rumah monyet terlalu banyak/ terlalu nyaring. Pada void / lubang turun di rumah monyet harus dipasang suara panggil, agar walet yang telah masuk segera tertarik untuk turun ke bawah. Namun maksimal hanya 2 twiter saja, itupun dengan suara yang tidak nyaring. Jika suara terlalu keras, maka gema suara akan memenuhi rumah monyet, sehingga mengakibatkan walet tidak turun, karena suara sangat bising. Jadi walet hanya berputar-putar di dalam rumah monyet saja. Suara twiter di void harus lebih rendah dibanding volume di lubang masuk. c. Di rumah monyet terdapat lebih dari 1 lubang masuk. Rumah monyet dengan lebih dari 1 lubang masuk, juga akan mengakibatkan walet hanya masuk dari pintu A dan segera keluar melalui pintu B. Itu akan terjadi berulang kali. Walet jadi tidak konsentrasi menukik ke bawah. Pada gedung baru, atau pada pemancingan awal, lubang masuk lebih dari 1 akan memperlambat walet menjangkau nesting room. Kenapa? Karena walet konsentrasinya pecah, disebabkan ada lubang lain yang sejajar atau berdekatan. Jadi, begitu walet masuk gedung, berputar-putar bukan turun tapi keluar lagi melalui pintu lain. Menurut saya, sebaiknya, gedung walet cukup 1 lubang masuk saja. Penjelasan ini sudah saya tulis pada artikel sebelumnya. Suatu sore, ada telepon masuk ke Hp saya, “ Pak Arief, baru 1 minggu ini saya buka gedung walet. Saya pakai Green Wave 02. Luar biasa walet yang datang. Tapi kenapa walet hanya sedikit yang mau turun ke lantai bawah? Hanya berputar – putar di rumah monyet saja? Padahal, ukuran rumah monyet 3 m x 3m, tinggi 2 m. Void 2 m x 2 m, dengan 1 twiter panggil di void. Untuk suaranya sudah saya atur volume sedang. Apa masih ada yang kurang sehingga hanya sedikit walet yang mau turun? Ini kasus spesifik. Pasti ada sesuatu sebab yang membuat walet tak banyak turun. Saya tak bisa memberi solusi secara akurat karena informasi yang disampaikan hanya via telepon. Pada kasus tersebut saya harus lihat gedungnya, agar saya tahu secara detail permasalahannya. Memang bagaimanapun, gedung walet (baru) yang pakai rumah monyet akan memiliki tingkat kesulitan yang lebih bagi walet (saat adaptasi awal) dibanding gedung yang tanpa rumah monyet. Apalagi walet yang masih usia muda, dimana sebagian besar belum punya …..SIM, Surat Ijin Menukik.. he he he sumber : http://duniawalet.com/ |
Thursday, January 30, 2014
Walet tak mau turun
Label:
Info Burung Indonesia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment